top of page

Struktur Kalimat Bahasa Jepang: Mulai dari Pola Dasar sampai Variasi Natural

Diperbarui: 3 Jul


 Struktur Kalimat Bahasa Jepang: Mulai dari Pola Dasar sampai Variasi Natural

Struktur Kalimat Bahasa Jepang: Mulai dari Pola Dasar sampai Variasi Natural

"Lho, Kok Predikatnya di Belakang?"

Waktu pertama kali belajar bahasa Jepang, banyak orang langsung mikir, "Lho, kok susunannya beda banget sama bahasa Indonesia, ya?" šŸ˜…

Kalau dalam bahasa Indonesia kita pakai urutan: Subjek – Predikat – Objek (SPO) contoh:

  • Saya makan apel.

Di bahasa Jepang justru yang paling umum dipakai adalah: Subjek – Objek – Predikat (SOP)

Contoh:

  • ć‚ćŸć—ćÆć€€ć‚Šć‚“ć”ć‚’ć€€ćŸć¹ć¾ć™ć€‚ → Saya (は) apel (悒) makan.

Jadi, predikat alias kata kerjanya selalu di akhir kalimat — inilah salah satu ciri khas utama kalimat bahasa Jepang.

šŸ”‘ Bagian-Bagian Penting dalam Kalimat Jepang

Sebelum kita masuk ke detail setiap bagian, penting juga buat kenal dua hal utama yang bikin kalimat Jepang bisa nyambung dan punya arti:

  1. Partikel (åŠ©č©ž / 恘悇恗)šŸ”— Baca juga: Daftar Partikel Penting dalam Bahasa Jepang

    • Fungsinya seperti lem yang menyambungkan kata-kata dalam kalimat.

    • Menunjukkan hubungan antar unsur dalam kalimat: siapa subjeknya, apa objeknya, ke mana arah aksinya, dsb.

    • Misalnya:

      • は (wa) → penanda topik

      • 悒 (o) → penanda objek langsung

      • に・で・へ → penanda waktu/tempat/arah

    • Tanpa partikel, artinya bisa kacau atau nggak jelas! Partikel juga bantu kita ngerti fungsi kata meskipun urutannya berubah.

  2. Predikat dalam Bahasa Jepang: Bisa Kata Kerja, Bisa 恧恙 (desu)

    • Nggak semua kalimat harus punya kata kerja.

    • Kalau kamu cuma menyatakan fakta atau identitas, kalimatnya bisa diakhiri dengan "恧恙 (desu)", semacam "adalah" versi sopan.

    • Contoh:

      • ć‚ćŸć—ćÆ ćŒćć›ć„ć§ć™ć€‚ā†’ Saya adalah murid.

      • ć‹ć‚ŒćÆ ć«ć»ć‚“ć˜ć‚“ć§ć™ć€‚ā†’ Dia orang Jepang.

    • Tapi kalau pakai kata kerja, biasanya diakhiri bentuk "ļ½žć¾ć™ (masu)" supaya terdengar sopan:

      • のみます → minum

      • ćŸć¹ć¾ć™ → makan

    Jadi, "恧恙" dipakai untuk kalimat dengan kata benda atau kata sifat, sedangkan "ます" adalah akhiran untuk kata kerjaĀ yang menunjukkan bentuk sopan.

  3. Subjek (äø»čŖž / 恗悅恔 / shugo)

    • Biasanya diikuti oleh partikel は atau が

    • Contoh: ć‚ćŸć—ćÆ = saya

  4. Objek (ē›®ēš„čŖž / ć‚‚ćć¦ćć” / mokutekigo)

    • Biasanya diikuti oleh partikel 悒

    • Contoh: ćƒ‘ćƒ³ć‚’ = roti

  5. Predikat (čæ°čŖž / 恘悅恤恔 / jutsugo)

    • Biasanya berupa kata kerja

    • Contoh: ćŸć¹ć¾ć™ = makan

Contoh kalimat lengkap:

  • ć‚ćŸć—ćÆć€€ćƒ‘ćƒ³ć‚’ć€€ćŸć¹ć¾ć™ć€‚ → Saya makan roti.

Kalau diterjemahin mentah: "Saya rotiĀ makan." šŸ„– Tapi itulah struktur alami dalam bahasa Jepang!

šŸ”„ Positif, Negatif, Lampau, dan Non-Lampau dalam Bahasa Jepang

šŸ“š Sekilas Tentang Perubahan Kata Kerja

Dalam bahasa Jepang, perubahan bentuk kata kerja disebut 擻用 (恋恤悈恆 / katsuyou). Ini mirip dengan konsep "konjugasi" dalam bahasa lain.

Kalau dibandingkan dengan bahasa Indonesia, perubahan ini bisa setara dengan kombinasi kata seperti:

  • sudahĀ makan (lampau)

  • tidakĀ makan (negatif)

  • sedangĀ makan (progressive)

  • akanĀ makan (masa depan)

Tapi dalam bahasa Jepang, semua itu terjadi langsung dalam bentuk kata kerjanya, bukan dengan menambahkan kata bantu.

Contoh:

  • 恮悀 = minum (bentuk dasar/kamus)

  • のみます = minum (bentuk sopan, sekarang/akan datang)

  • のみません = tidak minum

  • ć®ćæć¾ć—ćŸ = sudah minum

  • ć®ćæć¾ć›ć‚“ć§ć—ćŸ = tidak minum (lampau)

Perubahan ini juga tergantung dari jenis kata kerja dan tingkat kesopanan yang digunakan (bentuk sopan, bentuk biasa, dst).

Dalam bahasa Jepang, kalimat bisa berubah bentuk tergantung waktunya (lampau atau sekarang), dan apakah kalimat itu positif atau negatif. Ini penting banget karena di Jepang, bentuk waktu dan kesopanan berpengaruh besar dalam komunikasi.

šŸ”¹ Kalimat Positif & Negatif

  • Positif = menyatakan sesuatu terjadi/benar

  • Negatif = menyatakan tidak terjadi/salah

Contoh:

  • Positif: ćŸć¹ć¾ć™ → makan

  • Negatif: ćŸć¹ć¾ć›ć‚“ → tidak makan

šŸ”¹ Kalimat Lampau & Non-Lampau

  • Non-lampau (sekarang/masa depan): ćŸć¹ć¾ć™ → makan (sekarang atau akan)

  • Lampau (masa lalu): ćŸć¹ć¾ć—ćŸ → sudah makan

Negatif lampau:

  • ćŸć¹ć¾ć›ć‚“ć§ć—ćŸ → tidak makan (di masa lalu)

šŸ” Perbedaan dengan Bahasa Indonesia:

  • Bahasa Indonesia biasanya pakai keterangan waktu: "sudah", "akan", "tidak"

    • Saya makan (sekarang)

    • Saya sudahĀ makan → lampau

    • Saya tidakĀ makan → negatif

  • Di Jepang, bentuk kata kerjanya sendiri sudah menunjukkan waktunya dan positif/negatifnya.

Makanya, memahami pola perubahan bentuk ini penting untuk:

  • Bikin kalimat yang tepat

  • Menangkap maksud pembicara

  • Lulus JLPT šŸ˜„ Karena tanpa paham struktur SOP, kamu bakal bingung banget pas mulai dengar percakapan asli atau baca kalimat dalam buku/pesan teks. Selain itu, banyak partikel hanya masuk akal kalau kamu tahu posisinya dalam kalimat.

šŸŒ€ Perbandingan Struktur SPO vs SOP

Bahasa

Subjek

Predikat

Objek

Indonesia

Saya

makan

nasi

Jepang

ć‚ćŸć—ćÆ

ごはんを

ćŸć¹ć¾ć™

Jadi, urutannya berubah, tapi maknanya tetap. Di sinilah partikel seperti は dan 悒 berperan besar sebagai penanda!

āœļø Tips Latihan Struktur Kalimat Jepang

  1. šŸ”„ Balik pola SPO jadi SOPĀ saat latihan. Contoh: "Dia minum teh" → SPO → Kalimat Jepang: ć‹ć‚ŒćÆć€€ćŠć”ć‚ƒć‚’ć€€ć®ćæć¾ć™ć€‚

  2. šŸ“£ Biasakan dengar dan baca kalimat lengkapĀ dari sumber Jepang asli. Semakin sering kamu lihat struktur ini, semakin alami rasanya.

  3. 🧱 Bangun kalimat sederhana dulu:

    • Subjek + kata kerja saja: ć‚ćŸć—ćÆć€€ćÆćŸć‚‰ćć¾ć™ć€‚

    • Subjek + objek + kata kerja: ć‹ć‚ŒćÆć€€ć™ć—ć‚’ć€€ćŸć¹ć¾ć™ć€‚

  4. 🧩 Main susun-susun kata! Ambil beberapa kata dan partikel, lalu susun sendiri. Biar serasa main puzzle šŸ˜„



Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

INFO KELAS ONLINE, MABAR QUIZLET, LIVE TIKTOK DLL

    ©Madogiwa, by Derisna

    belajar Jepang Otodidak
    belajar Jepang Otodidak
    • Instagram
    • Facebook
    • Twitter
    • LinkedIn
    • YouTube
    • TikTok
    bottom of page